A.
Definisi Pengorganisasian
1.
Pengorganisasian adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui man
orang-orang dibawah pengarahan menajer mengejar tujuan bersama (DASAR-DASAR
ORGANISASI, STONER)
2.
Pengorganisasian adalah suatu kerja sama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. (ENSIK LOPEDIA INDONESIA, JAKARTA 1990)
3.
Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam manajemen. (KUMPULAN
ARTIKEL, VIVIT ARDYANSAH)
4.
Pengorganisasian adalah Bentuk sebuah perserikatan manusia untuk mencapai
tujuan bersama.
5.
Pengorganisasian adalah sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi
sesuai dengan tujuan-tujuan tertentu (KAMUS KATA, SOURCE DAN RISELAINER)
6.
Pengorganisasian merupakan proses menciptakan hubungan-hubungan antar
komponen-komponen organisasi dengan tujuan agar segala kegiatan diarahkan pada
pencapaian tujuan organisasi.
7. Siagian
(1983)Pengorganisasianadalah keseluruhan pengelompokan orang-orang,
alat-alat, tugas, tugas,kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga
tercipta suatuorganisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan
yang telahditetapkan.
8.
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal ,
mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara
organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.
9.
Pengorganisasian adalah sesuatu yang digambarkan sebagai sesuatu yang
tersentralisasi dan berisi tugas-tugas yang sangat terspesialisasikan (KAMUS
KATA BAHASA INDONESIA, T. HANI HANDOKO)
10. Pengorganisasian adalah merupakan
kegiatan merancang dan merumuskan struktur (KAMUS LENGKAP BAHASA INDONESIA)
B.Tujuan
Pengorganisasian
Tujuan
pengorganisasian adalah agar dalam pembagian tugas dapat dilaksanakan dengan penuh
tanggungjawab. Dengan pembagian tugas diharapkan setiap anggota organisasi
dapat meningkatkan keterampilannya secara khusus (spesialisasi) dalam menangani
tugas-tugas yang dibebankan. Apabila pengorganisasian itu dilakukan secara
serampangan, tidak sesuai dengan bidang keahlian
seseorang, maka tidak mustahil dapat menimbulkan
kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan itu.
Ada
beberapatujuan pengorganisasian, yaitu:
1. Membantu
koordinasi
Memberi
tugas pekerjaan kepada unit kerja secara koordinatif agar tujuan organisasi
dapat melaksanakan dengan mudah dan efektif. Koordinasi dibutuhkan tatkala
harus membagi unit kerja yang terpisah dan tidak sejenis, tetapi berada dalam
satu organisasi.
2.
Memperlancar pengawasan
Membantu
pengawasan dengan menempatkan seorang anggota manajer yang berkompetensi dalam
setiap unit organisasi. Dengan demikian sebuah unit dapat ditempatkan di dalam
organisasisecara keseluruhan sedemikian rupa agar
dapat mencapai sasaran kerjanya walaupun dengan
lokasi yang tidak sama. Unit-unit operasional yang
identik dapat disatukan dengan sistem pengawasan yang identik pulasecara
terpadu.
3.Maksimalisasi
manfaat spesialisasi
Membantu
seorang menjadi lebihahli dalam pekerjaan-pekerjaan tertentu. Spesialisasi
pekerjaan dengan dasar keahlian dapat menghasilkan produk yang
berkualitas tinggi, sehingga kemanfaatan produk dapat memberikan kepuasan dan
memperoleh kepercayaan masyarakat pengguna.
4.
Penghematan biaya
Tumbuh
pertimbangan yang berkaitan dengan efisiensi. Dengan demikian pelaku organisasi
akan selalu berhati-hati dalam setiap akan menambah unit kerja baru yang
notabene menyangkut penambahan tenaga kerja
yang relatif banyak membutuhkan biaya tambahanberupa gaji/upah. Penambahan unit
kerja sebaiknya dipertimbangkan berdasarkan nilai sumbangan
pekerja baru dengan tujuan untuk menekan upah buruh yang berlebihan.
5.Meningkatkan
kerukunan hubungan antar manusia
Masing-masing
pekerja antar unit kerja dapat bekerja saling melengkapi, mengurangi
kejenuhan, menumbuhkan rasa saling membutuhkan, mengurangi pendekatan
materialistis. Untuk ini pihak manajer harus mampu
mengadakan pendekatan sosial dengan penanaman rasa
solidaritas dan berusaha menampung sertamenyelesaikan berbagai perbedaan yang
bersifat individual.
C. Unsur –
Unsur OrganisasiAda sekitar
4 unsur yang dimiliki oleh suatu organisasi. Unsur tersebut adalah sebagai
berikut :1. Sebagai wadah atau tempat bekerja sama.
Dapat
diartikan sebagai tempat atau kerangka mekanisme pendelegasian kekuasan dan
tanggung
jawab.
2. Sebagai
proses kerja sama antara dua orang atau lebih.
Pembagain
tugas agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar.
3. Adanya
tugas atau kedudukan yang jelas
Adanya
pengaturan dan pembagian wewenang, tugas dan tanggung jawab.
4. mempunyai
tujuan tertentu.
Tujuan yang
telah ditetapkan menjadi suatu acuan dalam tugas untuk mencapainya.
D. Asas atau
Prinsip Organisasi
1. Perumusan
dan Penentuan Tujuan
Organisasi
dibuat berdasar atas tujuan yang hendak dicapai.
2. Pembagian
Kerja
Susunan
organisasi dijabarkan dengan aspek pembagian kerja.
3.
Pendelegasian Wewenang
Susunan dan
struktur organisasi diatur sesuai alur pendelegasian wewenang. sehingga
ketegasan
pertanggungjawaban jelas.
4.
Koordinasi
Susunan
organisasi diutamakan pada yang paling mungkin dan paling mudah
pengkoordinasiannya.
5. Efisinesi
Pengawasan
Ditujukan
untuk mempermudah pelaksanaan pengawasan yang efisien.
6.
Pengawasan Umum
Agar
pengawasan secara menyeluruh dapat mudah dilaksanakan.
E. Tujuan
dan Manfaat Organisasi
Pengorganisasian
dilakukan dengan tujuan agar suatu proses pekerjaan yang dikehendaki dapat
mencapai
tujuan yang telah diatur, disusun, ditetapkan.
Semnetara
itu, manfaat yang dapat diperoleh dari pengorganisasian ini adalah agar
pelaksanaan
tugas
dilakukan dengan lebih baik dan teratur, koordinasi pelaksanaan pekerjaan dapat
lebih baik,
pengawasan
pelaksanan pekerjaan dapat efektif dan efisien dan tujuan yang telah ditetapkan
dapat
tercapai.
PENGERTIAN PENGORGANISASIAN
1. Pengorganisasian adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui man orang-orang dibawah pengarahan menajer mengejar tujuan bersama (DASAR-DASAR ORGANISASI, STONER)
2. Pengorganisasian adalah suatu kerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (ENSIK LOPEDIA INDONESIA, JAKARTA 1990)
3. Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam manajemen. (KUMPULAN ARTIKEL, VIVIT ARDYANSAH)
4. Pengorganisasian adalah Bentuk sebuah perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
5. Pengorganisasian adalah sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan tertentu (KAMUS KATA, SOURCE DAN RISELAINER)
6. Pengorganisasian merupakan proses menciptakan hubungan-hubungan antar komponen-komponen organisasi dengan tujuan agar segala kegiatan diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi.
7. Siagian (1983)Pengorganisasianadalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tugas,kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatuorganisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telahditetapkan.
8. Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal , mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.
9. Pengorganisasian adalah sesuatu yang digambarkan sebagai sesuatu yang tersentralisasi dan berisi tugas-tugas yang sangat terspesialisasikan (KAMUS KATA BAHASA INDONESIA, T. HANI HANDOKO)
10. Pengorganisasian adalah merupakan kegiatan merancang dan merumuskan struktur (KAMUS LENGKAP BAHASA INDONESIA)
TEORI TEORI ORGANISASI
1. Teori Organisasi Klasik
Teori
organisasi klasik kadang disebut juga teori tradisional yang berisi
konsep-konsep tentang organisasi mulai tahun seribu delapan ratusa (abad 19).
Secara umum digambarkan sangat tersentralisasi dan tugasnya terspesialisasi,
serta memberikan petunjuk mekanistik struktural yang kaku dan tidak mengandung
kreatifitas.
Teori klasik berkembang dalam tiga aliran yang dibangun atas dasar anggapan-anggapan yang sama dan mempunyai efek yang sama, yaitu :
1. Teori Birokrasi
2. Teori Administrasi
3. Teori Manajemen Ilmiah
Menurut pengikut organisasi klasik, adanya suatu organisasi formal sangat bergantung pada empa kondisi pikok yaitu :
1. Kekuasaan
2. Saling melayani
3. Doktri ( rumusan tujuan organisasi).
4. Disiplin (perilaku yang ditententukan oleh perintah).
Untuk membentuk suatu organisasi, ada beberapa tiang dasar yang penting, yaitu :
1. Pembagian kerja.
2. Proses skalar dan fungsional.
3. Struktur
4. Rentang kendali (span of control).
Teori klasik berkembang dalam tiga aliran yang dibangun atas dasar anggapan-anggapan yang sama dan mempunyai efek yang sama, yaitu :
1. Teori Birokrasi
2. Teori Administrasi
3. Teori Manajemen Ilmiah
Menurut pengikut organisasi klasik, adanya suatu organisasi formal sangat bergantung pada empa kondisi pikok yaitu :
1. Kekuasaan
2. Saling melayani
3. Doktri ( rumusan tujuan organisasi).
4. Disiplin (perilaku yang ditententukan oleh perintah).
Untuk membentuk suatu organisasi, ada beberapa tiang dasar yang penting, yaitu :
1. Pembagian kerja.
2. Proses skalar dan fungsional.
3. Struktur
4. Rentang kendali (span of control).
2. Teori Organisasi Neoklasik
Teori neoklasik secara sederhana dikenal sebagai teori/aliran hubungan manusiawi
(The human relation movement). Teori ini dikembangkan atas dasar teori klasik.
Anggapan teori ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan sosial
karyawan sebagai individu maupun sebagai kelompok kerjanya, atas dasar anggapan
ini, teori ini mendefinisikan “Suatu Organisasi” sebagai sekelompok orang
dengan tujuan bersama. Perkembangan teori ini dimulai dengan inspirasi
percobaan-percbaan yang dilakukan di Howthrorne dan tulisan Huga Munsterberg.
Dalam hal pembagian kerja, teori neoklasik telah mengemukakan perlunya hal-hal sebagai berikut :
1. Partisipasi, yaitu melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan.
2. Perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi.
3. Manajement bottom-up yang akan memberikan kesempatan kepada para yunior untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak.
Dalam hal pembagian kerja, teori neoklasik telah mengemukakan perlunya hal-hal sebagai berikut :
1. Partisipasi, yaitu melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan.
2. Perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi.
3. Manajement bottom-up yang akan memberikan kesempatan kepada para yunior untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak.
3. Teori Organisasi Modern
Teori organisasi modern kadang disebut juga sebagai analisa sistem pada
organisasi merupakan aliran besar ketiga dalam teori organisasi dan manajemen.
Teori Modern dikembangkan sejak tahun 1950, dalam banyak hal yang mendalam
teori modern berbeda dengan teori klasik, perbedaannya adalah :
· Teori Klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi, sedangkan teori modern dengan tekanan pada perpaduan dan perancangan menjadikan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh.
· Teori klasik telah membicarakan konsep koordinasi, skalar dan vertikal, sedangkan teori modern lebih dinamis dari pada teori lainnya dan meliputi lebih banyak variabel yang dipertimbangkan.
Konsep sistem umum menjad dasar utama analisa organisasi dalam teori modern, dan secara ringkas kedua teori ini, baik teori modern maupun teori sistem umum mempelajari :
· Bagian- bagian dalam keseluruhan dan pergerakan individu di dalam dan di luar sistem.
· interaksi diantara individu-individu dalam sistem.
· Masalah-masalah pertumbuhan dan stabilitas sistem.
Teori Modern menunjukan tiga kegiatan proses hubungan universal yang selalu muncul pada sistem manusia dalam perilakunya berorganisasi, yaitu :
· Komunikasi
· Konsep Keseimbangan
· Proses pengambilan keputusan
· Teori Klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi, sedangkan teori modern dengan tekanan pada perpaduan dan perancangan menjadikan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh.
· Teori klasik telah membicarakan konsep koordinasi, skalar dan vertikal, sedangkan teori modern lebih dinamis dari pada teori lainnya dan meliputi lebih banyak variabel yang dipertimbangkan.
Konsep sistem umum menjad dasar utama analisa organisasi dalam teori modern, dan secara ringkas kedua teori ini, baik teori modern maupun teori sistem umum mempelajari :
· Bagian- bagian dalam keseluruhan dan pergerakan individu di dalam dan di luar sistem.
· interaksi diantara individu-individu dalam sistem.
· Masalah-masalah pertumbuhan dan stabilitas sistem.
Teori Modern menunjukan tiga kegiatan proses hubungan universal yang selalu muncul pada sistem manusia dalam perilakunya berorganisasi, yaitu :
· Komunikasi
· Konsep Keseimbangan
· Proses pengambilan keputusan
Struktur organisasi
Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun Organisasi adalah suatu wadah berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuanStruktur Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan
Struktur sederhana
Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi.[1] Struktur sederhana paling banyak dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil di mana manajer dan pemilik adalah orang yang satu dan sama.[1] Kekuatan dari struktur ini adalah kesederhanaannya yang tercermin dalam kecepatan, kefleksibelan, ketidakmahalan dalam pengelolaan, dan kejelasan akuntabilitas.[1] Satu kelemahan utamanya adalah struktur ini sulit untuk dijalankan di mana pun selain di organisasi kecil karena struktur sederhana menjadi tidak memadai tatkala sebuah organisasi berkembang karena formalisasinya yang rendah dan sentralisasinya yang tinggi cenderung menciptakan kelebihan beban (overload) di puncak.[1]Struktur matriks
Struktur matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang ganda dan menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk.[1] Struktur matriks dapat ditemukan di agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang, laboratorium penelitian dan pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah, universitas, perusahaan konsultan manajemen, dan perusahaan hiburan.[2]Pada hakikatnya, struktur matriks menggabungkan dua bentuk departementalisasi: fungsional dan produk[1] Kekuatan departementalisasi fungsional terletak, misalnya, pada penyatuan para spesialis, yang meminimalkan jumlah yang diperlukan sembari memungkinkan pengumpulan dan pembagian sumber daya khusus untuk keseluruhan produk.[1] Kelemahan terbesarnya adalah sulitnya mengoordinasi tugas para spesialis fungsional yang beragam agar kegiatan mereka rampung tepat waktu dan sesuai anggaran.[1] Departementalisasi produk, di lain pihak, memiliki keuntungan dan kerugian yang berlawanan.[1] Departementalisasi ini memudahkan koordinasi di antara para spesialis untuk menyelesaikan tugas tepat waktu dan memenuhi target anggaran.[1] Lebih jauh, departementalisasi ini memberikan tanggung jawab yang jelas atas semua kegiatan yang terkait dengan sebuah produk, tetapi dengan duplikasi biaya dan kegiatan.[1] Matriks berupaya menarik kekuatan tersebut sembari menghindarkan kelemahan-kelemahan mereka.[1]
Karakteristik struktural paling nyata dari matriks adalah bahwa ia mematahkan konsep kesatuan komando sehingga karyawan dalam struktur matriks memiliki dua atasan -manajer departemen fungsional dan manajer produk.[1] Karena itulah matriks memiliki rantai komando ganda.[1]
Struktur tim
Struktur tim adalah pemanfaatan tim sebagai perangkat sentral untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan kerja.[3] Karakteristik utama struktur tim adalah bahwa struktr ini meniadakan kendala-kendala departemental dan mendesentralisasi pengambilan keputusan ke tingkat tim kerja.[1] Struktur tim juga mendorong karyawan untuk menjadi generalis sekaligus spesialis.[4]PEMBAGIAN KERJA
Pembagian kerja adalah merupakan
penjadwalan kerja personalia karyawan di suatu perusahaan.Fungsi pembagian
kerja ini untuk memudahkan dan menghindarkan bentrok kerja.Diwujudkan untuk
mengelompokan tugas sesuai dengan tanggung jawab masing-masing personil atau
unit kerja.Dengan jadwal ataupun definisi pembagian pekerjaan akan disesuaikan
dengan kemampuan seorang atau unit lebih terlihat,dan yang jelas lebih
mengurangi tingkat kerumitan.Yang pastinya akan lebih efektif dan
efisiensi.Dalam perusahaan taupun organisasi memiliki tingkat manajemennya
masing-masing ,dari tingkat manajemen atas(top manager) atau (SPL) Stategic
Planing Level,Midle manager atau (MCL) Manajement Control Unit,Tingkat manager
paling bawah atau (OCL)Operational Control Level.Penjelasan dari tingkatan ini
adalah:
1.Top manager (SPL) Strategic
Planing Level
Adalah Tingkat manager paling atas yaitu tugasnya adalah sebagai pembuatan
Rencana/planing.Perumusan strategi dan sasaran.Biasanya tingkat management ini
mengambil informasi dari lingkungan luar,maksutnya karna pentingnya informasi
ini untuk kepentingan apa yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat luas,dengan
begini si manager ini membuat rencana apa yang harus dikerjakan oleh
perusahaannya agar hasil produksinya nanti dapat mendapat minat tinggi dari
konsumen luas.Dan juga dalam hal pelaporan keadaan di perusahaan atau
organisasi tingkat ini lebih mengambil informasi perusahaan secara ringkas
saja.misal omset bulan ini mencapai target atau tidak,dan berapa
jumlahnya,tingkat ini hanya menerima laporan akhir saja.karena tugas untuk
membuat laporan sudah ada yang mengerjakannya.
2.Midle Manager (MCL) Management
Control Level
Adalah tingkatan manager tengah bertugas pengendalian managemen,Yaitu
membuat rumusan anggaran dan alokasi sumber daya.Melaksanakan tugasnya yang
informasinya bersumber dari internal.dan membuat laporannya secara rinci karena
dia bertanggng jawab melaporkana hasil dan kondisi perusahaan atau organisasi.
3.Tingkat bawah manager (OCL)
Operational Control Manager
Adalah tingkatan manager paling bawah bertugas pengendalian operasional,yaitu
pengendalian aktivitas dan laporan prestasi.Ikatan manajemen yang bertanggung
jawab atas pekerja dibawahnya.Tingkat ini mengambil informasi dari
internal,karena mengerjakan apa yang akan dilakukan oleh karyawan atau personil
sesuai dengan rancangan dari manajement tingkat atas.Membuat laporan hasil
kerja atau transaksi diperusahaan dengan rinci,karena tingkat ini bertugas
melaporkan semua hal yang ada dalam perusahaan.
Dengan adanya pembagian kerja
seperti diatas memudahkan pekerjaan dan terorganisasi.masing-masing divisi
mempunyai tugas masing-masing.
DEPARTEMENTASI
Departementasi adalah suatu aktivitas untuk menyusun satuan
organisasi yang akan diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi
tertentu.Efisiensi kerja tergantung kepada keberhasilan integrasi satuan-satuan
yang bermacam-macam dalam organisasi.Proses penentuan cara bagaimana kegiatan
dikelompokan disebutkan departementasi.
1.DEPARTEMENTASI
FUNGSIONAL
Adalah pengelompokan fungsi yang sama atau kegiatan yang sejenis untuk
membentuk satuan organisasi.Departemen ini merupakan bentuk organisasi yang
paling umun dan bentuk dasar dari departementasi.Individu dikelompokan
berdasarkan ketrampilan,pengetahuan,dan tindakan yang dilakukan.Misalkan
organisasi dalam bagian administrasi,dan bagian operasi.Pembentukan satuan
organisasi yang masing-masing diserahi mengurus sekelompok aktivitas yang
tergolong sejenis menurut sifatnya atau pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang
berkaitan,agar lebih tercapinya tujuan dengan tepat dan efektif dalam
penggunaan waktu.
Pada departementasi
fungsional ini terdapat kebaikan dan kelemahan yaitu:
1.Kebaikan
·
Pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama
·
Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi
·
Memusatkan keahlian organisasi
·
Memungkinkan pengawasan managemen puncak
·
Tugasnya jelas
·
Pengetahuan yang dibutuhkan tidak banyak
·
Hanya membutuhkan manager saja yang harus berwawasan luas
·
Mudah dijelaskan pada anggota jika ada persoalan
2.Kelemahan
·
Menciptakan konflik antar fungsi
·
Adanya kemacetan pelaksanaan tugas
·
Umpan balik yang lambat
·
Memusatkan pada kepentingan tugasnya
·
Para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif:
·
Kejenuhan akibat monotonnya aktivitas
·
Komunikasi antar area tidak lancar jika ada problem
·
Individu dalam bekerja hanya memperhatikan struktur hirarki
2.DEPARTEMENTASI
DEVISIONAL
Departementasi ini berdasarkan pada divisi melihat produk,layanan,dan klien
sebagai faktor dasar pengelompokan.Pola ini digunakan untuk memudahkan usaha
antisipasi ancaman atau oportuniti dari luar organisasi.Misalnya organisasi
otomotif,organisasi terbagi atau divisi otomotif,divisi internasional,divisi
keuangan,divisi keamanan.Dengan membagi divisi-divisi atas dasar
produk,wilayah,langganan,dan proses,dimana tiap divisi merancang,memproduksi
dan memasarkan produknya sendiri.
Pada
Departementasi Devisional ini terdapat kebaikan dan kelemahan yaitu
antara lain:
1.Kebaikan
·
Semua kegiatan,ketrampilan,keahlian untuk memproduksi dan memasarkan
dikelompokan menjadi satu dibawah seorang kepala
·
Semua kegiatan mudah untuk dikordinasi dan prestasi kerja dipelihara
·
Kualitas dan kecepatan pembuatan keputusan meningkat
·
Menempatkan pengembangan dan implementasi strategi dekat dengan
lingkungan divisi yang khas
·
Merumuskas tanggung jawab dengan jelas dan perhatian dipusatkan
pertanggungjawaban atas prestasi kerja
·
Membebaskan para kepala eksekutif dalam pembuatan keputusan strategi
lebih luas
·
Cocok untuk lingkungan yang cepat berubah
·
Mempertahankan spesialisasi fungsional dalam setiap divisi.
2.Kelemahan
·
Berkembangnya persaingan disfungsional potensial atas sumber daya
perusahaan dan konflik antara tugas dan prioritas
·
Seberapa besar delegasi wewenang diberikan
·
Masalah kebijaksanaan dalam alokasi sumber daya dan distribusi biaya
overhead perusahaan.
·
Menimbulkan konsistensi kebijaksanaan antar divisi
·
Masalah duplikasi sumber daya dan peralatan yang tidak perlu.
1. Departementasi Fungsional
Departemen Fungsional adalah pengelompokan fungsi yang sama atau kegiatan yang sejenis untuk membentuk satuan organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling umum dan bentuk dasar departementasi.
Individu dikelompokkan berdasarkan ketrampilan, pengetahuan, dan tindakan yang dilakukan. Misalnya organisasi hanya terbagi dalam bagian administrasi, dan bagian operasi.
Pembentukan satuan satuan organisasi yang masing masing diserahi mengurus sekelompok aktivitas yang tergolong sejenis menurut sifatnya atau pelaksanaan pekerjaan pekerjaan yang berkaitan.
2. Departementasi Devisional
Departementasi berdasarkan divisi melihat produk, layanan, dan klien sebagai faktor dasar pengelompokan. Pola ini digunakan untuk memudahkan usaha antisipasi ancaman atau oportuniti dari luar organisasi. Misalnya pada organisasi otomotif, organisasi terbagi atas divisi otomotif, divisi internasional, divisi keuangan.
Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri.
Struktur Organisasi Proyek
Menyangkut pembentukan tim – tim, spesialis untuk mencapai tujuan khusus. Di sini manajer proyek mempunyai wewenang lini memimpin para anggota tim selama jangka waktu proyek , jika telah selesai maka tim dibubarkan dan masing – masing anggota kembali ke departemennya masing – masing. Kalau ada proyek baru maka mereka ditarik kembali.
Struktur Organisasi Matriks
Pada prinsipnya sama dengan sistem proyek, tapi disini para karyawan mempunyai dua atasan, yang tentunya berada di dua wewenang. Rantai perintah pertama yaitu fungsional, yang wewenangnya mengalir secara vertical. Kedua yaitu rantai perintah lateral atau horisontal, wewenangnya melintasi departemen yang dilaksanakan oleh manajer proyek, sehingga menyerupai matrik dalam lalu lintas aliran wewenang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar