Diet
Caca pulang
sekolah dengan muka cemberut. Dia berlari masuk ke dalam kamarnya. “Bukk!!!”
Dia membanting pintu kamarnya. Caca langsung merebahkan tubuhnya ke kasurnya
dan menutup mukanya dengan bantal.
“Kenapa sih? kok mukanya cemberut mulu?” Kak Reni memasuki kamar Caca.
“Caca diejekin gendut mulu sama gengnya Riri kak!”
“Oh.. Gitu! Makanya jangan makan mulu! Masa baru kelas 4 aja udah segede anak kelas 1 SMP? Masih mending tinggi! Hahahaha!”
“Ih Kakak! Bukannya kasih saran!”
“Ya deh kakak kasih saran! Itu mah kecil! Kamu diet aja caranya sering-sering olahraga, makan sayuran yang bergizi jangan sering-sering makan daging! Gampangkan? Sudah ah.. Kakak mau ke kamar dulu! Oh iya mama lagi pergi ke supermarket kalau mau nitip makanan, telpon aja ya!”
“Iya kak makasih ya sarannya!”
“Kenapa sih? kok mukanya cemberut mulu?” Kak Reni memasuki kamar Caca.
“Caca diejekin gendut mulu sama gengnya Riri kak!”
“Oh.. Gitu! Makanya jangan makan mulu! Masa baru kelas 4 aja udah segede anak kelas 1 SMP? Masih mending tinggi! Hahahaha!”
“Ih Kakak! Bukannya kasih saran!”
“Ya deh kakak kasih saran! Itu mah kecil! Kamu diet aja caranya sering-sering olahraga, makan sayuran yang bergizi jangan sering-sering makan daging! Gampangkan? Sudah ah.. Kakak mau ke kamar dulu! Oh iya mama lagi pergi ke supermarket kalau mau nitip makanan, telpon aja ya!”
“Iya kak makasih ya sarannya!”
Sore itu Caca
pergi ke ruang keluarga dan memakai tread mil. Setelah 30 menit kemudian, Caca
melakukan berbagai olahraga lain di teras rumah. Esoknya, pagi-pagi sekali Caca
pergi keluar rumah untuk joging. Dia mengelilingi 3 komplek perumahan. Beberapa
jam kamudian Caca pulang dengan muka merah dan muka yang penuh dengan keringat.
“Berapa ember tuh keringatnya? Hahaha!” Canda Kak Reni.
“Huh! Eh kak koyo elektrik mama dimana sih?” Tanya Caca.
“Koyo elektrik yang bisa ngeluarin lemak itu?” Tanya Kak Reni balik.
“Iya mama simpan dimana?” Ucap Caca.
“Oh… Di lemari kamar mama” Jawab Kak Reni
“Ok! Makasih kak!” Ucap Caca. Caca segera masuk ke kamar mama dan mengambil koyo elektrik. Koyo elektrik adalah sebuah alat yang bentuknya seperti koyo tetapi lebih besar. Koyo elektrik itu berfungsi untuk menghilangkan lemak. Koyo itu di beli mama di OL Shop sebanyak 5 tahun lalu.
“Berapa ember tuh keringatnya? Hahaha!” Canda Kak Reni.
“Huh! Eh kak koyo elektrik mama dimana sih?” Tanya Caca.
“Koyo elektrik yang bisa ngeluarin lemak itu?” Tanya Kak Reni balik.
“Iya mama simpan dimana?” Ucap Caca.
“Oh… Di lemari kamar mama” Jawab Kak Reni
“Ok! Makasih kak!” Ucap Caca. Caca segera masuk ke kamar mama dan mengambil koyo elektrik. Koyo elektrik adalah sebuah alat yang bentuknya seperti koyo tetapi lebih besar. Koyo elektrik itu berfungsi untuk menghilangkan lemak. Koyo itu di beli mama di OL Shop sebanyak 5 tahun lalu.
Caca pergi ke
kamarnya dan memakai koyo elektrik itu. Dia menempelkannya di perut, kedua
betisnya, dan kedua lengannya. Caca menggunakannya sambil duduk membaca buku. 2
jam kemudian Caca melepaskan koyo elektrik itu. Minyaknya sangat banyak. Minyak
di koyo elektrik itu menandakan lemak. Caca segera beranjak ke kamar Kak Leni
dan menaiki timbangan yang ada di kamar Kak Reni.
“Ye!!!” Sorak Caca. Berat badan Caca telah turun 8 kg dalam 2 hari.
Esoknya, Caca pergi ke sekolah dengan senang hati. Dia memakai baju lama Kak Reni karena bajunya sudah kebesaran.
“Cie cie! Caca kurus nih! Ga gendut lagi!” Ledek Irma temannya.
“Turun berapa kilo tuh Ca? 15 ya? Hahaha” Timpal Deni.
“Hahaha! Aku turun 8 kg kalau gini kan aku gak bakal diledekin sama gengnya Riri lagi deh!” Jawab Caca. Tiba-tiba Riri dan teman-teman gengnya melewati Caca. Anak-anak geng Riri adalah Sita, Kiki, Mirna, Dedi, dan Riri sebagai ketua gengnya.
“Waw! Caca! Kamu kurusan! Dan kamu tambah cantik! Gimana kalau kamu masuk ke geng Riri N friends?” Ucap Riri.
“Em… Gimana ya?” Ucap Caca pura-pura bingung. Caca melirik ke Deni dan Irma. Mereka mengedipkan satu matanya. “Ya Baiklah…” Ucap Caca lagi.
“Ok! Ayo sini kita ke kantin!” Ajak Riri.
“Hari ini aku yang traktir!” Ucap Sita. Cacapun pergi meninggalkan Irma dan Deni.
“Ye!!!” Sorak Caca. Berat badan Caca telah turun 8 kg dalam 2 hari.
Esoknya, Caca pergi ke sekolah dengan senang hati. Dia memakai baju lama Kak Reni karena bajunya sudah kebesaran.
“Cie cie! Caca kurus nih! Ga gendut lagi!” Ledek Irma temannya.
“Turun berapa kilo tuh Ca? 15 ya? Hahaha” Timpal Deni.
“Hahaha! Aku turun 8 kg kalau gini kan aku gak bakal diledekin sama gengnya Riri lagi deh!” Jawab Caca. Tiba-tiba Riri dan teman-teman gengnya melewati Caca. Anak-anak geng Riri adalah Sita, Kiki, Mirna, Dedi, dan Riri sebagai ketua gengnya.
“Waw! Caca! Kamu kurusan! Dan kamu tambah cantik! Gimana kalau kamu masuk ke geng Riri N friends?” Ucap Riri.
“Em… Gimana ya?” Ucap Caca pura-pura bingung. Caca melirik ke Deni dan Irma. Mereka mengedipkan satu matanya. “Ya Baiklah…” Ucap Caca lagi.
“Ok! Ayo sini kita ke kantin!” Ajak Riri.
“Hari ini aku yang traktir!” Ucap Sita. Cacapun pergi meninggalkan Irma dan Deni.
“Moga-moga
Caca gak lupa kita ya Den” Ucap Irma
“Iyaaa” Jawab Deni.
“Iyaaa” Jawab Deni.
Di kantin,
Caca ditraktir Sita makan baso, tetapi Caca menolaknya. Caca mengambil sebuah
roti dari dalam kotak makan siangnya. Caca memakannya. Setelah jam istirahat
pertama saelesai, Caca masuk ke kelas. Saat Caca ingin duduk di sebelah Irma,
Riri menariknya dan mengajaknya untuk duduk disebelahnya. Irma hanya melihatnya
dengan bingung.
Teng!!!
Teng!!!
Teng!!!
Bel tanda jam istirahat kedua dimulai.
“Ca! Ke perpustakaan yuk sama Irma!” Ajak Deni.
“E.. eh.. Maaf ya! Aku mau main petak umpet sama Riri, Sita, Kiki, Mirna, dan Dedi. Dah!!!” Jawab Caca seraya berlari menghampiri Riri N friends, gengnya.
Teng!!!
Teng!!!
Bel tanda jam istirahat kedua dimulai.
“Ca! Ke perpustakaan yuk sama Irma!” Ajak Deni.
“E.. eh.. Maaf ya! Aku mau main petak umpet sama Riri, Sita, Kiki, Mirna, dan Dedi. Dah!!!” Jawab Caca seraya berlari menghampiri Riri N friends, gengnya.
Jam pelajaran
ketiga dimulai. Yaitu pelajaran komputer. Caca sangat pintar dalam pelajaran
komputer. Deni meminta bantuan kepada Caca saat tugas yang diberikan guru
komputer tak bisa dia kerjakan, tetapi Mirna mencegatnya.
“Hey! Pikir sendiri dong! Jangan minta tolong caca mulu! Jangan-jangan kamu temenan sama Caca gara-gara kepintaran Caca di komputer aja!” Ucap Mirna.
“Hah? Ya sudah kalau begitu! Huh!” Jawab Deni.
“Mirna jangan begitu dong! Deni teman aku dari TK tahu!” Ucap Caca
“Kamu lebih memilih Deni dan Mirna yang kampungan dari pada kita?!” Tanya Riri.
“Iyaa! Karena kalian mau berteman denganku hanya karena sekarang aku tidak gendut lagi dan aku terlihat cantik kan?!” Jawab Caca.
“Hey! Pikir sendiri dong! Jangan minta tolong caca mulu! Jangan-jangan kamu temenan sama Caca gara-gara kepintaran Caca di komputer aja!” Ucap Mirna.
“Hah? Ya sudah kalau begitu! Huh!” Jawab Deni.
“Mirna jangan begitu dong! Deni teman aku dari TK tahu!” Ucap Caca
“Kamu lebih memilih Deni dan Mirna yang kampungan dari pada kita?!” Tanya Riri.
“Iyaa! Karena kalian mau berteman denganku hanya karena sekarang aku tidak gendut lagi dan aku terlihat cantik kan?!” Jawab Caca.
Akhirnya Caca
berteman dengan Irma dan Deni lagi. Dia juga kembali gendut dan tidak akan diet
lagi. Karena sekarang dia tahu lebih baik mempunyai teman yang baik dari pada
paras yang cantik.
Tamat
Cerpen
Karangan: Carmenita
Facebook: Carmen Nita
Facebook: Carmen Nita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar