Powered By Blogger

Rabu, 03 Juli 2013

Malaikat - Malaikatku



Malaikat - Malaikatku
Malam ini sangat sunyi. Jangkrik sekalipun tak terdengar kali ini. Bulan tak lagi menyinari.
Aku bingung melihat semuanya. Terbaring di rumah sakit, aku tak mampu melakukan apa-apa. Hanya dapat melihat ke jendela. Dengan tatapan hampa.
“Maura! Kamu enggak apa-apa?” Suara itulah suara yang kurindukan juga. Aku melihat seorang gadis memancarkan aura. Aura yang membuatku lebih tenang dan gembira.
“Enggak apa-apa, Aqeela,” Aku berusaha menenangkannya. Aqeela menebar pandangan ke seluruh kamarku. Kamarku terasa kosong.
“Ke mana orangtuamu?” tanya Aqeela lagi. “Kerja,” jawabku singkat. Mereka bekerja tiap hari. Aku tak memberitahu mereka bahwa aku sakit parah dan di rawat di sini. Aku bayar dengan uangku sendiri.
“Toh mereka tak mau pedulikan aku lagi…”
“Ra, dimana-mana orangtua peduli sama anaknya,” ujar Aqeela. “Tapi mereka lain…” ucapku. “Sudahlah, biar kutelepon mereka,” seru Aqeela. Dia meraih HPnya dan menelepon Mama dan Papa.
“Mereka berada dalam perjalanan ke sini…” jelas sahabatku itu. “Qeela, makasih ya. Selama ini enggak ada orang yang lebih peduli sama aku daripada kamu…” kataku. “Dan orangtuamu,” ujar Aqeela lagi, “Dimana-mana orangtua selalu peduli… Ingat itu, Maura.”
Aku mengangguk. Buktinya mereka berada dalam perjalanan ke sini.
Krieet.. Pintu dibuka. Mama dan Papa masuk.
“Maura!” seru mereka. Aku memeluk mereka erat. Aqeela tersenyum senang.
Tiba-tiba saja…
“Ah!” jeritku. Aku merasa sangat sakit. Hepatitis yang sangat parah ini… memang membuatku selalu terganggu.
Aku merasa hidupku akan segera berakir.
“Terima kasih malaikat-malaikatku,” ucapku perlahan. Seketika mataku tertutup.
Cerpen Karangan: Nada Azka
Facebook: Nada Azka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar