Powered By Blogger

Rabu, 03 Juli 2013

Kutemukan cinta di dunia maya



Kutemukan cinta di dunia maya
Hiruk pikuk siswa/i SMA NEGERI KHATULISTIWA 63 berlarian menuju parkiran sekolah. Mereka tampak ceria saat jam pelajaran telah berakhir. Begitupula aku sama dengan murid lainnya, aku sangat gembira saat lonceng itu dibunyikan pertanda jam pelajaran hari ini telah berakhir.
Di sudut bibirku tersimpul senyuman khas.
“Fel” aku merasa ada yang menyebut namaku segera saja aku menoleh ke sumber suara itu dan ternyata orang yang memanggilku adalah Febby.
“eh ternyata elo, feb. Gue kirain siapa” ucapku sambil tersenyum simpul.
“Hehe.. Queen of Social Media, Gue punya berita baru loh tentang Dion, cowok yang elo kagumi di dunia maya lo itu” cerita Febby sambil menekan kata dunia maya.
Oh iya guys, gue itu orang yang punya kebiasaan selalu aktif di dunia maya baik facebook, skype, twitter, dsb. Oleh sebab itu, gue dijuluki Queen of Social Media oleh sahabat gue sendiri, Febby.
Febby adalah sahabat gue dari kecil banget sampai sekarang kita masih tetap sahabatan. Dia anak cheers sedangkan aku sendiri adalah pemain team basket putri di sekolahan. Aku sendiri ngaku deh kalau sebenarnya aku dan Febby itu banyak penggangumnya. Tapi karena Febby bersikap sombong dengan penggangumnya itu jadi dia banyak kehilangan penggangumnya yang beratus-ratusan tersebut. Kata orang, wajah aku sama Febby itu mirip banget yang membedakan adalah Febby memiliki sifat yang manja, rambutnya panjang bergelombang dan poninya yang selalu berada di depan keningnya alias poni depan. Sedangkan gue sendiri itu memiliki sifat yang dewasa, rambut gue pendek sebahu tapi lurus dan poni gue itu sama panjangnya kayak rambut gue jadi gak bisa bedain deh yang mana poni yang mana rambut, hehe.
“Hah? Berita baru apaan lagi nih, Feb?” tanyaku secepat kilat. Maklumlah anak remaja yang lagi merasakan jatuh cinta.
“Ternyata Dion itu siswa SMA Negeri Khatulistiwa 61 di jalan Pattimura sana. Dia kelas 10-3” Febby menjelaskan secara singkat berita baru yang ia dapat.
“Wah, kapan-kapan elu nemani gue yak kesana. Gue pengen buntutin dia. Asik.. asikk” aku loncat kegirangan.
“kenapa gak sekarang aja? Kan si Dion lagi ada pelajaran tambahan” Febby mengerutkan keningnya.
“Gue gak bawa mobil kalau sekarang, Febby” keluhku pada Febby.
“Gak apa, gue bawa mobil kok. Eeng Ing Eng” Febby mengeluarkan kunci mobilnya dari tas merah mudanya.
“Anak pintar” sahut gue seraya mengelus-elus rambut Febby yang tergurai rapi.
“Emang gue lebih pintar dari elo” sindir Febby sekenanya. Yah, gue jadi ngerasa terpojok deh.
Sepanjang perjalanan kita selalu ribut. Febby yang pusing dengan tingkah laku gue yang selalu mengotak-atik barang di mobilnya.
“Gak ada makanannye, Feb?” tanya gue setelah berusaha mencari makanan di dalam mobil Febby.
“Elo gila yak? Kirain mau piknik apa pake bawa makanan segala.”
“Ye kagak. Kayak gak tau aja lo, gue kan selalu laper kalo macet begini”
“Elu kira gue juga kagak laper apa” kesal Febby.
Seketika suasana pun menjadi hening dan bikin hati gue keki itu adalah macet yang tak usai-usai.
“Kalo macet gini mending kita ke Tofu aja deh” ajak Febby saking kesal dengan macet ini.
“Kayak gitu kek dari tadi” ucap gue senang dengan ajakan Febby.
Seusai dari Tofu, gue dengan Febby pun akhirnya pulang. Sebelum pulang kerumahnya, Febby mengantar gue terlebih dahulu ke apertemen gue. Maklum aku disini tinggal sama abang dengan kakak ipar gue. Mereka lebih memilih tinggal di apertemen di banding membeli rumah.
“Dari mana aja kamu? Kok baru pulang dek?” tanya kakak ipar gue.
“Tadi habis kerja kelompok kak sama Febby” dusta gue. Ya dong secara kalo kakak ipar gue tau kalo sebenarnya tadi gue sama Febby mau buntuti Dion, cowok yang gue kagumi itu pasti otomatis kakak ipar gue bakal laporin ke abang gue yang super duper galaknya dan pasti banget gue dimarahin lagi.
“oh gitu” Untung aja kakak ipar gue gak curiga-curiga amat jadi urusannya nggak ribet-ribet banget.
Waktu udah menunjukkan pukul 17.15 wib dan gue segera mandi.
Lima belas lamanya gue mandi..
Dan akhirnya kelar juga bersih-bersih tubuh dari kotoran dan debu di jalan.
Mama gue tinggal di kota Pontianak sama kakak gue.
“dek, kakak mau ke supermarket dulu. Kamu jangan kemana-mana ya” pesan kak Prisil, kakak ipar gue.
“Iya kak. Hati-hati kak” setelah tau kakak ipar gue ke supermarket, secepat kilat gue ambil handphone gue di dalam tas sekolah gue. Gue pencet nomor yang gue tuju.
For: FEBBY
Feb, sini dong ke apertemen gue lagi gak ada orang.
Nah, terkirim!
dua menit kemudian..
“Tingg!!” bunyi tanda sms masuk di handphone gue
From: FEBBY
Yah, gue gak bisa datang nih. Opa dan Oma gue ntar malam datang dari Perancis.
For: FEBBY
Ya, next time aja deh.
Karena gue gak ada kerjaan, akhirnya gue buka laptop gue dan memasang modem di sisi kirinya.
Gue membuka situs media favorit gue, Facebook.
OH MY GOD!! Yang pertama muncul di kabar berita gue itu si DION CHIKO PUTRA DARMAWAN
Yap, dia adalah Dion yang kusuka.
Dia mengirim foto barunya dari instagram ke facebook.
Ya ampunnn!! Dia cakep banget pake baju khas siswa SMA NEGERI KHATULISTIWA 61.
Eh tapi tunggu!! Tunggu!! Tunggu!!
“Yang di samping Dion itu siapa? kok fotonya mesra banget?” pikirku.
Karena penasaran, aku segera memulai obrolan online atau chatting dengan DION CHIKO PUTRA DARMAWAN.
Awalnya aku memulai dengan pertanyaan basi seperti menanyakan apa yang sedang ia lakukan dan akhirnya aku menanyakan siapa yang wanita yang bersamanya di foto itu. Hatiku gelisah menunggu jawaban dari DION.
Sepuluh menit kemudian…
Dion membalas chattingku dan menjawab pertanyaan utamaku.
“Oh itu. Dia itu Suci, pacarku.” Balas Dion membuat aku menjadi patah hati juga galau.
Cinta remaja memang terkadang sulit untuk dipahami apalagi untuk dimengerti.
“Oh, langgeng ya” balasku.
Rasanya hancur banget ketika tau “someone” yang kita sayang telah memiliki pujaan hati.
Dua bulan gue galau gara-gara hal sepele gini tapi yang buat gue mampu bertahan adalah Febby, sahabat gue sendiri. Febby mengajarkan arti keikhlasan, kesabaran buat gue.
Dua bulan sudah aku berusaha menjauh dari Dion, berusaha bangkit dari keterpurukan cinta.
Dan dua bulan juga aku vakum dari dunia maya.
Ini hari pertama memasuki bulan ketiga aku menjauh dari Dion. Aku memberanikan diri untuk membuka facebook demi melihat perkembangan kabar tentang Dion.
Baru saja aku membuka facebook, sudah ada 15 pesan dari Dion semua. Isinya tentang dia nanyain kabar gue, nomor telepon gue masih aktif atau gak, dan paling akhir tanggal 16 juni 2013 . Dia bilang kalau dia udah putus sama si Suci gara-gara Suci kepergok tengah bermesraan sama sahabat Dion sendiri, Rafa.
“Buseett, Suci cewek gampangan banget sih. Masa udah dapat yang satu malah pacaran lagi sama yang satu” batinku.
Gue balesin pesan dari Dion. Gue kasih dia nomor gue yang baru siapa tahu gue bisa dekat sama dia lagi.
Kita mulai berkomunikasi lagi dan dia sering ngajak gue hangout berdua. Benar dugaanku, Dion mulai mendekati gue. Perhatian dari Dion yang dia berikan ke gue lebih dari sekedar teman atau sahabat.
Malam ini malam minggu tanggal 22 juni 2013. Gue bersiap-siap kencan dengan Dion di padu dengan dress mini berwarna biru dan dompet hitam di tangan kananku juga dengan paduan sepatu wedges hitam yang kugunakan serta rambut yang aku biarkan terurai. Tinggal menunggu sang pangeran menjemput bidadarinya, hehe. Belum lama gue menunggu, handphone gue sudah berbunyi tanda ada sms masuk.
From: Dion Chiko Putra Darmawan
Aku udah dibawah
Aku segera turun kebawah menggunakan lift agar lebih cepat.
“Hei” sapaku
“Hei manis” Dion membalas sapaanku
Dion membukakan pintu mobilnya mempersilahkan aku untuk masuk bagai tuan putri.
Sepanjang perjalanan hanya keheningan yang tercipta malam itu. Malam itu, Dion sangat cakep dengan menggunakan kemeja berwarna pink susu dipadu dengan celana legging berwarna cokelat muda.
“Kamu cantik malam ini” puji Dion kepadaku.
“Haha, bisa aja kamu.” Lirihku sambil melirik Dion.
“haha serius loh” ucapnya membuatku tambah malu.
“kamu juga cakep. Eh tapi ngomong-ngomong, kita mau kemana sih?” aku bingung dengan arah yang kami tempuh.
“Kehatimu” canda Dion
“Dion, nyebelin ahh.” Sebelku sambil mencubit perut Dion.
“Sakit tau” kesal Dion. “nanti lihat aja kita mau kemana” tambah Dion.
Empat puluh lima menit perjalanan akhirnya aku dan Dion telah sampai ke tempat yang dituju. Di sebuah kafe yang terletak di sudut Ibukota ini. Aku menggandeng tangan Dion atas suruhan Dion.
Dion memilih tempat paling sudut di halaman samping. Tempatnya sangat romatis. Pantas saja, Dion memilih tempat ini.
Dion mempersilahkan aku duduk kemudian ia mengambil posisi berhadapan denganku. Dion menatap mataku begitu juga aku. Aku membuang mukaku.
Dion memegang tangan kananku, alhasil aku menjadi gugup karenanya.
“Maukah kamu menjadi pujaan hatiku?” tanyanya membuat aku menjadi terbang kelangit.
“Apa ini mimpi?” tanyaku lagi. “no, kamu tidak sedang bermimpi” ungkapnya.
Aku terdiam kaku sejenak..
“Hey, Maukah kamu menjadi kekasihku?” tanya Dion sekali lagi.
“Ya, aku mau” ucapku malu-malu.
Akhirnya penantianku tak sia-sia. Aku bangga sekali bisa menjadi kekasih Dion walaupun kami bertemu dari dunia maya. Ahh! Cinta remaja di dunia maya sangat sulit untuk diceritakan.
Cerpen Karangan: Felisia Apriliantini Lahe
Blog: http://felisiaapriliantini89.blogspot.com
Facebook: Felisia Apriliantini Lahe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar